Desa Balung Terpuruk, BPD dan Kepala Desa Dinilai Gagal Jalankan Amanah Warganya

Balung, Kampar – Kepercayaan masyarakat Desa Balung terhadap Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Kepala Desa Balung kian menipis. Hal ini menyusul kekecewaan warga yang menilai kinerja kedua lembaga tersebut tidak mampu menjawab persoalan mendesak terkait infrastruktur vital desa.

Meningkatnya curah hujan beberapa waktu terakhir semakin menyingkap rapuhnya kondisi jalan dan jembatan di Balung. Jembatan gantung penghubung Balung – Tanjung Balit, yang menjadi urat nadi pergerakan masyarakat, sudah melewati masa kelayakan lebih dari enam tahun. Warga menilai, jika tidak segera ada perbaikan, jembatan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa.

Kekhawatiran ini telah disuarakan dalam rapat masyarakat dengan BPD pada Selasa, 16 September 2025 di Musholah MI Al-Fitrah. Dalam forum itu, warga mendesak agar BPD segera mendorong kepala desa mencari solusi konkret. Namun hingga kini, belum ada langkah nyata yang terlihat.

Selain jembatan, akses jalan utama menuju Nagari Tanjung Balit juga menjadi sorotan. Jalan tanah tanpa lapisan aspal sedikit pun terancam lumpuh total bila hujan deras terus mengguyur. Situasi ini sangat menghambat aktivitas warga, terutama dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kekecewaannya:
“Kami sudah bertahun-tahun menunggu perubahan, tetapi Desa Balung tetap saja terpuruk. Pemerintah provinsi, kabupaten, sampai desa seakan menutup mata. Kepala desa yang setiap hari melihat kondisi ini pun tidak berbuat apa-apa. Kalau memang tidak mampu memperjuangkan desa ini, lebih baik mundur saja,” ujarnya tegas.

Nada keras masyarakat ini mencerminkan rasa frustrasi yang semakin menebal. Warga menilai, minimnya perhatian pemerintah dari tingkat atas hingga desa telah menjadikan Balung seperti kawasan terisolasi di tengah pembangunan.

Desakan warga kini semakin jelas: BPD dan Kepala Desa Balung harus menunjukkan keberpihakan nyata kepada masyarakat dengan langkah konkret, bukan hanya janji. Jika tidak, kepercayaan publik yang sudah rapuh bisa runtuh sepenuhnya.

( Tim & red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *